14 Maret 2012, saya bangun dari
tidur pagi-pagi setelah semalaman mengatur jadwal serta ngobrol asyik sama
Metal dan Tarna (teman baru) sambil menghangatkan tubuh dengan bir. Bandung
dingin, sama seperti Toraja. Airnya sangat dingin, seperti air di Toraja juga
hehehe.
Setelah mandi, kami sarapan Kupa
Tahu serta kue-kue basah yang murah.
perjalanan menuju kamar Dilla yang sejuk
Setelah itu, Saya dan Sheni mengantar Upi dan Nou ke kamar Dilla,
temannya Sheni. Karena kosan Risma sempit, jadi yang muat cuma dua tamu. Dua
orang lagi harus ke kosan Dilla yang juga sempit dan memang cuma muat dua tamu.
Jadilah kami berpisah, dengan pembagian Saya sama Wana, dan Upi sama Nou karena
mereka punya tujuan dan minat yang sama. Lagipula Nou juga teman Dilla, saya
dan Wana belum kenal dengan Dilla.
Pas sampai kamar Dhila yang pemandangan kanan kirinya sejuk seperti bukan di kota, saya terperanjat (halah…). Kamarnya keren sekali, banyak pernak pernik lucu dan aish… lihat foto-fotonya saja deh. Pacar si Dhila, namanya Laras pernah kerja di Tobucil kata Sheni. Tapi sekarang kerja di Jakarta, cuma pulang saat weekend. Pajangan dindingnya semua hasil kerajinan tangan dikemas dengan sangat keren, gambar-gambarnya, tata letaknya, dan bingkai-bingkainya… hehehe… saya berlebihan yah? :p
Lalu perjalanan dimulai menuju
jalan Tamim, pusat penjual kain kata Sheni. Bandung kan banyak pabrik textile. Saya membeli kain katun dengan
motif kotak-kotak, harganya murah, Rp 18 ribu per meter. Nama tokonya Berkat
Abadi Textile, sayangnya cuma jual motif kotak-kotak, tapi saya suka.
Sepanjang jalan Tamim, banyak toko kain euyy...
Saya beli kain katun di sini
Lalu kami ke jalan Otista,
membeli pita-pita dan kancing yang sudah lama kuidamkan tapi tidak kutemukan di
Makassar. Nama tokonya Dunia Baru, letaknya pas di depan Golden Megah Corp. Kata Sheni ini juga toko yang menurutnya lebih murah, serta lengkap. Dan memang
lengkap, saya cuma bisa ngiler lihat bahan dan perlengkapan craft di sana, asli
lengkap dan unik-unik, sayangnya uang tak banyak. Huhuhu…
Sepanjang jalan Otista
Setelah itu kami menyeberang ke toko Oto Jaya, membeli mata itik dan paku centang. Dibandingkan yang ada di Makassar, mata itik di sini murah dan kualitasnya lebih bagus. Sedangkan paku centang, tidak ada dijual di Makasar.Lalu kami masih berkeliling sebentar menakan harga kain kaos, mencari manik kayu pesanan temanku, serta membandingkan harga kertas wafer yang motifnya cantik-cantik.
Kami pun pulang ke kosan. capek keliling. Oya
semua toko itu berdekatan dengan Pasar Baru Trade Center, yang kuanggap
keramaiannya mirip Pasar Sentral Makassar. Kami cukup berjalan kaki untuk
mendatangi semuanya.
Malamnya saya senang sekali pas tahu di samping kamar Risma, ada Alda yang ternyata juga suka merenda. Jadilah malam ini saya ngobrol tentang rajutan dan benang-benang. Senangnya…
Wuihhh yang lagi tour..eka titip belikan benang katun yang plynya agak tebal trus yang warnanya cerah bagus buat bikin bunga yah..thanksss
BalasHapus