Menunggu pesawat selanjuitnya sambil ngobrol dengan K
Seumur-umur saya tidak
pernah menginginkan yang namanya mengalami peristiwa ketinggalan pesawat
(memangnya ada yang mau?). Sialnya saya mengalaminya. Terlalu percaya diri tak
akan terlambat karena rumahku sebenarnya tak jauh dari bandara. Saat akan
di-booking-kan tiket saya meng-iyakan saat ditanya apakah saya bisa terbang
jadwal pagi? Teramat pagi dan yes. Berbekal pengalaman naik pesawat yang baru
beberapa kali, saya dengan santai saat bangun masih sempat masak lalu sarapan.
Toh pesawatnya pasti ditunda, pikirku waktu itu. Apalagi maskapainya Lion
hehehe… Sebab saya pernah harus menunggu nyaris empat jam karena cuaca yang
katanya buruk menggunakan Lion. Jadwal di tiket pukul 5 pagi, saya berangkat
dari rumah 4.30 wita. Karena sebenarnya jarak rumah dengan bandara hanya 15
menit. Pasti dapatlah meski pesawatnya tepat waktu tanpa penundaan. Ternyata
hujan membuat beberapa titik macet padahal masih subuh, ukh!
Tiba di bandara saya
langsung lemas saat mau check in dan
katanya pesawatnya baru saja terbang. Apa yang harus saya lakukan? Dan saya
baru sadar ini pengalaman pertamaku terbang seorang diri, tidak ada yang
mengingatkan dan saya tidak peduli dengan peringatan di bagian bawah tiket
bahwa “please arrive at the airport 90
minutes before flight bla bla bla…” Ya lagi-lagi menyalahkan pengalaman
naik pesawat sebelumnya yang selalu ditunda dan menunggu. Lagipula kenapa pakai
“important notes” segala sih? Kenapa
bukan jadwal yang dicantumkan di tiketnya saja yang dimajukan 90 menit? Saya
kan terpaku sama jadwal bagian atasnya. Ya ya ya… ini salah saya sendiri. Saya
tidak bisa tenang sambil mengingat siapa temanku yang sudah bangun jam segitu
dan kira-kira bisa meminjami saya uang membeli tiket baru? Dan terima kasih ada
kak Nyomnyom yang berbaik hati mengangkat telepon serta mau ke atm pagi-pagi
mengirimkan saya uang pembeli tiket baru. Fyuh.
Penerbangan selanjutnya
pukul 10, berarti menunggu sekitar 3 jam lagi. Saya sebenarnya bisa membunuh
waktu dengan membaca buku, mendengar musik, atau sekedar berkeliling di bandara
Sultan Hasanuddin. Tapi saya memilih menghubungi Kurns, yang baru sampai rumah
setelah mengantarku sebelumnya. Saya memintanya datang ke bandara lagi.
Lumayanlah nobrol-ngobrol lama sebelum berpisah sebulan lamanya dengan pacar
hehehe…
Hal yang membuat saya
akhirnya cukup tenang karena jika mengobrol dengan Kurns pasti ada sesuatu yang
baru yang ia ceritakan. Bukan bermaksud sombong atau apalah, tapi sungguh
pacarku itu sangat rajin membaca, saya merasa sedang berpacaran dengan Google
hehehe… apapun yang kutanyakan sedikit banyak pasti dia tahu, apalagi kalau
soal sejarah dan musik? He is my favorite. Kurns bercerita, sejak ada pesawat
terbang hingga kini hanya ada dua orang yang mampu mengembalikan pesawat
setelah lepas landas. Mereka adalah Bill Gates dan seorang hacker bernama Kevin Mitnick (kalau tak salah). Kok
bisa? Cari tahu sendiri lah yah hehehe… Saya takutnya kalau kepanjangan cerita
kisah ini terlalu panjang. Oke? Atau hubungi saya secara langsung kalau
benar-benar penasaran. ;)
Saya terbang dari
Makassar ke Jakarta kurang lebih 2 jam setelah di Makassar pesawatnya ditunda 2
jam, see? Jadi jadwal pukul 10 ditunda sampai pkul 12. Tiba di Jakarta pukul 2
siang tapi di jam ku sudah pukul 3, saya lupa kalau sudah berbeda lokasi
waktunya hihihi saya sempat panik takut kembali ketinggalan pesawat. Setelah
semuanya beres dari pukul 4 agak lewat beberapa menit, saya tiba di Jambi
nyaris pukul 6.
Jika diberi pilihan atau
seandainya ini adalah perjalanan pribadi, saya sebenarnya ingin naik kapal laut
saja. Saya tidak pernah merasa nyaman di atas pesawat sebab saya tidak tahan
dingin dan duduk terlalu lama. Belum lagi telingaku tidak bisa bersahabat
dengan pengaruh tekanan udara yang mengakibatkan dengungan yang sangat
mengganggu, bahkan sakit. Mungkin agak seru jika mendapatkan teman duduk yang
bisa diajak ngobrol. Tapi lebih sering saya dicueki saya ingin mulai berbasa-basi.
Tiba di Jambi saya
dijemput sama Bang Dul, Candra (teman nongkrong saat di Makassar yang besar di
Jambi tapi sekarang kuliah di Jakarta)
dan pacarnya Shiela yang ampun gambar-gambarnya sangat keren.
Hihihi saya malah suka naik pesawat sendiri :p dasar sayanya yang individualis memang
BalasHapus