Kamis, 10 Februari 2011

Yubiami kedua, kado untuk Aan

Hai-hai, ini yubiami kedua yang kubikin. Sengaja dibikin buat kado ulang tahun teman saya, M.Aan Mansyur yang sudah lewat beberapa minggu. Soalnya kalau untuk teman laki-laki saya paling bingung mau kasi apa. Untungnya ada kelas rajut di Linonipi kemarin. Walaupun sudah terlambat kasih kadonya sih. Sejak tahun lalu saya berusaha membuat kado untuk siapapun dengan tangan saya sendiri. Saya rasa itu lebih punya makna dalam daripada kado yang dibeli (cieee...^_~)
Oya, salah satu keunggulan yubiami, kita bisa bikin sambil baring-baring, tengkurap, dan posisi lainnya, hehehe. Buktinya ini, saya bikin pas lagi nyeri haid menyerang. Jadinya bikin yubiami sambil guling-guling kesakitan. ^_^

Ini benang berwarna gelap terakhir, hampirmi pakai benang warna pink seandainya ndada...

Saran penyajian (mie instan kapang?)
Diikat pita (biar mami kayak kado untuk cewek ka iniji yang kutau kasian!)


Terakhir dibungkus pakai kertas bekas poster festival musik punk Makassar
(rata-rata kertas kado yang saya punya gambar boneka belah, kan ndak lucu kalau buat laki-laki)


Nah, ini karya si HITAM PEKAT. Kami sama-sama kecanduan bikin yubiami. Dan ini karya dia yang kedua juga. Dan spesial untuk ulang tahun Shinta Febriani yang tak lain teman M. Aan Mansyur juga...hehehe...
Di tes dulu...
Tak lama loh bikinnya...

Minggu, 06 Februari 2011

Dompet CD dari poster bekas.

Beberapa minggu yang lalu, saya ke Biblioholic sekedar membersih-bersihkan. Sudah tebal debu-debunya, saya selalu merasa bersalah membiarkannya seperti itu. Tapi saya punya banyak hal yang juga harus kuselesaikan, jadi maafkan saya.
Pas seru-serunya merapikan barang, saya menemukan beberapa poster yang sudah kadaluarsa. Tapi gambarnya keren jadi sayang jika tidak di make over. Jadilah poster pertama, yaitu poster pemutaran film perdana Jalan Remaja tahun lalu saya bikin pembungkus kaleng yang disulap jadi tempat pensil.
Semalam saya membuat tempat CD dari poster di bawah ini. Tutorialnya silahkan klik postingan Mbak Tarlen.


Tidak sampai di situ, saya kepikiran untuk satukan dompet CD ini pakai cara binding. Tapi ternyata susah minta ampun kalau hanya belajar dari gambar. Jadinya tidak begitu rapat dan tentu saja tidak rapi. Saya harus cari tutorial lebih banyak lagi mestinya baru mencoba lagi.

Sampulnya, supaya lebih menjiwai "make over",
saya pakai karton bekas tempat dispenser tetangga kamarku. ^_^
Tedeng...jadilah...hehehe...
Sangat sederhana...

Bikin Scrub Gula

Kemarin pagi, di Makassar hujan mengguyur, sampai pagi ini malah. Saya tidak bisa keluar rumah. Harus selalu siap siaga kalau badai tiba-tiba datang lagi dan menerbangkan atap pondokanku untuk kedua kalinya (mudah-mudahan tidak lagi!). Bisa basah semua harta karunku: BUKU. ^_~
Jadilah saya bereksperimen ria membuat Scrub Gula. Panduannya liat di buku 'Kreasi Kado untuk Anak'. Mudah dan murah tentunya. Oya, scrub gula ini berguna untuk mengelupas kulit kasar pada siku tangan dan tumit loh!

Bahannya: Gula, Minyak Zaitun, dan Essensial (ini sesuai selera, saya memilih Cempaka)
Step 1: Masukkan dua sendok gula dalam wadah. (Karena baru percobaan, bikinnya sedikit saja)

Step 2: Masukkan 1 + 1/2 sendok minyak zaitun, lalu aduk. (Sesuai selera sih, mau yang lebih berminyak atau tidak)
Step 3: Masukkan setengah sendok minyak essensial. (Ini juga sesuai selera, eh kayak mau bikin kue saja, hihihi...)
Jadimi...


PERINGATAN:
Scrub ini hanya untuk orang dewasa yang kulitnya sudah cepat kering. TIDAK untuk wajah dan kulit sensitif. GUNAKAN dalam keadaan kulit sedang basah lalu bersihkan dengan air hangat!

Selamat mencoba...

Jumat, 04 Februari 2011

My First Yubiami

Tiap hari Kamis, ada kelas rajut yang diadakan di Linonipi Infohouse. Saya mengikuti pelajaran pertama yaitu merajut dengan dua jarum tapi sudah lebih satu bulan rajutanku tidak kelar-kelar akibat penyakit bernama MALAS. Hehehe... Nah, pelajaran kedua, kemarin tanggal 3 Februari 2011 yaitu YUBIAMI. Teknik merajut dengan menggunakan empat jari. Ini lumayan mudah dan bisa selesai dalam waktu yang cepat. Makanya kemarin semangat skali selesaikan dan inilah hasilnya.
Oya, karena di Makassar tidak ada yang menjual benang rajut, si pengajar kami jauh-jauh ke Bandung buat beli bahan (skalian pulkam). Benang-benang yang kami gunakan dibeli di TOBUCIL. Walaupun saya belum sempat ke sana, minimal sudah merajut pakai benang dari sana, hehehe.