Jumat, 22 Agustus 2014

Craft Tour : Berburu benang di Kendari

Sang Pengantin, Ayuk Rahmi Wulandari bersama Ekbess Wulandari (satu fam hehehe)

Ini untuk kedua kalinya saya mengunjungi Kendari, ibukota Sulawesi Tenggara. Kali pertama bersama Ninis dalam rangka menghadiri pernikahan Diah, sahabat kami. Kali kedua juga dalam rangka menghadiri acara pernikahan teman, Ayu. Ayu ini yang menemani saya berkeliling saat di Kendari sebelumnya, eits tidak kuduga saya kembali ke sana kemudian untuk menghadiri pernikahannya.

Saya berangkat bersama Panji dan Kurni, bertiga dari Makassar menuju Kendari. Yang menyebalkan adalah perjalanan menggunakan pesawat mestinya ditempuh kurang lebih 45 menit, akhirnya menjadi nyaris 4 jam. Saat peawat akan mendarat, cuaca sangat buruk, maka kembali lah kami atas keputuan yang diambil sang pilot ke Makassar dulu menunggu cuaca membaik sambil mengisi bahan bakar lalu kembali ke Kendari. Fyuh...

Hari pertama dan kedua saya menghadiri acara nikahan Ayu. Hari ketiga saya ke rumah Diah, saya nyaris lupa malam saat saya mengunjungi rumahnya adalah hari ulang tahunnya.

Diah, Anto, dan anaknya yang bernama Zhafirah

Aduh sahabat macam apa saya ini? Lupa membawa kado akhirnya. Esoknya Diah meminta saya mengajarinya membuat Ojodedios atau Mandala. Saya pun mengiyakan, sekalian jalan-jalan ke toko benang. Tidak banyak toko perlengkapan craft di Kendari yang kami kunjungi, dan memang tidak banyak ada. Kami hanya mengunjungi dua tempat.

Pertama, toko Mujur Jaya yang terletak di jalan Saranani no.15. Di sana stok barang untuk craft lumayan bervariasi. Hanya saja untuk benang, mereka hanya punya stok benang kinlon dan woll merek Kurnia seharga Rp.20,000,- per gulungnya. Eits... lumayan mahal menurutku sebab di Makassar saya bisa menemukan benang yang sama dengan harga Rp.10,000,- di toko Ada dan Rp.18.000,- di toko Malang. Saya hanya membeli dua gulung benang sulam seharga Rp.5000,- per gulungnya. Hanya ada dua pilihan warna. Diah mengajak saya mencari tempat lain berharap ada lebih banyak varian warna benang untuk Ojodedios kami.


 Saya paling suka tempat benangnya ini




Kedua, toko Diana Tailor. Seperti keterangan papan namanya, toko ini bisa ditemukan dalam Mall Mandonga lantai 1 blok B no.79. Di sana juga cukup lengkap, tepat di depan Diana Tailor (tanpa papan nama tapi saya yakin itu juga bagian dari tokonya, sebab penjaga tokonya adalah orang yang sama) juga ada perlengkapan craft seperti kain felt/flanel. Dan senangnya karena benang sulamnya ada banyak varian warna dan lebih murah, hanya Rp.2000,- per gulungnya.




Setelah puas membeli benang sulam yang mereknya tidak ada, kami lalu mencari sumpit bambu. Cukup lama berkeliling dari toko perlengkapan rumah tangga dan swalayan, kami baru menemukannya di toko Senyum 5000. Anehnya, semua barang dijual tidak dengan harga Rp.5000,- jadi apanya yang lima ribu? Hihihi, tak apalah asal dapat sumpit. Kami lalu ke rumah Diah setelah satu jam setengah mampir menemaninya melatih tari di pesantren tempat ibunya mengajar. Setelah magrib baru kami sempat membuat Ojodedios. Tidak lama, setelah mengajarinya saya harus pulang karena keesokan hari kami berencana ke pulau Bau Bau atau masih tetap di Kendari kemudian mengunjungi tempat wisata.




Ojodedios buatan pertama Diah yang rapi.

Sekian cerita benang di Kendari. Di bawah ini cuma mau pamer foto-foto selama di sana, hihihi. 


 Pantai Toronipa yang lumayan sepi dan bersih, pasir cokelat lumayan lah buat foto-foto :D







Air terjun Moramo yang cantiknya sepanjang 2 km menuju puncak. Waktu yang digunakan menuju sini menggunakan mobil sekitar 4 jam dari kota Kendari. Letaknya sudah masuk kabupaten Konawe Selatan. Di jalan menuju air terjun kita bisa melihat banyak rumah adat milik orang Bali, di sana ada banyak orang Bali yang ber-migrasi. Sepanjang hidup saya ini air terjun yang paling cantik yang pernah kulihat secara langsung.


Pantai yang tak jauh dari rumah Panji di Kota Lama. Di sana ada restoran yang sudah tidak berjaya lagi namanya MBM. Sayang ada banyak sampah :'( padahal cukup cantik. Selain itu agenda kami hanya mengunjungi pasar-pasar yang menjual sepatu bekas karena ada banyak pesanan teman-teman kami di Makassar. Kendari, terutama pulau Wanci terkenal dengan pasar rombengan (RB)-nya yang banyak dan kalau jago menawar dapat murah. Saya menemukan boneka Tottoro seharga Rp.5000,- :3
 
Tiba di kota Buton, Pulau Bau-Bau setelah mengarungi laut selama 6 jam dan cukup memabukkan lantaran kami menggunakan kapal Ekspress Bahari yang kata orang berbahan fiber. Kencangnya minta ampun.

Sampai di sana kami bertemu Piro dan Eka, kawan baik di Makassar yang memang tinggal di sana. Mereka menemani kami ke pasar RB (secondhand) serta menikmati senja di Benteng Keraton Buton yang konon adalah benteng terluas di dunia. Sampai menyewakan kami kamar penginapan. Kami kembali ke Makassar juga bersama mereka menggunakan Pelni. Sungguh perjalanan menyenangkan. Terima kasih Ayuk, Diah, Anto, Fahri, Panji, dan Kurni. Oya juga untuk keluarga Panji terutama Ling Ling, teman bermain selama di sana :D

 
 Panji, Fahri, Kurni, dan Ling Ling :*

 
 Oya, di Kendari saat ke Apotik Abadi yang terletak di depan Mall Mandonga, saya menemukan ini. 3D puzzle dengan tema rumah tradisional berbagai negara. Harganya Rp.10,000,- satu paket ada dua rumah. Lucuk yak ^^