Sabtu, 01 Maret 2014

Tenri dan Elong Ugi (puisi Bugis)


Halo... lama tak bertemu di dunia per-blog-an :D. Beberapa bulan saya sibuk mengejar ujian meja dan akhirnya selesai. Sekarang bisa kembali ke dunia blog lagi. Ada banyak hal yang ingin saya bagikan. Baiklah, untuk cerita pertama ini...

 Masih ingat postingan terakhirku tentang Tenri Menari di ruang keluarganya @tinkerbellyt? Nah postingan pertama di tahun 2014 ku ini masih tentang Tenri dan dunianya. Juga masih dengan pemesan yang sama, Mimi empunya blog Dunia Mhimi. Saya jadi terharu sama Mhimi ini yang senang mengoleksi #walldecor #mixmedia #duniatenri antara sulaman dan corat-coret saya di atas kanvas. Kali ini saya membuatkan pajangan dinding yang berisikan puisi-puisi kesukaan saya dan Tenri. 


Duami sanreseng makessing. Unganna panasae. Takkena paccie. 
(Dua sandaran yang baik, jujur dan bersih)


Mau paria naupu. Nanasu rio rennu. Sitaro sengereng. 
(Walau pare yang dipetik, dimasak dengan rasa gembira, madu yang dirasai--akan selalu saling mengingat)


Lolakko muselleyangi sarae ri atimmu nasau dokomu. 
(Bergiatlah dalam bekerja guna melupakan kesusahan hatimu, agar pulih kesehatanmu)


Deceng enreki ri bola. Tejjali tettapere. Banna mase-mase. 
(Wahai kebaikan, mampirah ke rumah. Tak ada alas, tak ada tikar. Hanya ramah tamah)


Nah ini dia Mhimi si penyuka Tenri dan semua yang berbau puisi Bugis. Rencananya pajangan dinding Tenri dan Elong Ugi (Puisi Bugis) yang ditulis dalam aksara lontara ini akan ia simpan di usaha laundry miliknya. Katanya agar pelanggannya bersemangat :)

Oya sekedar info, puisi bugis ini adalah puisi kategori puisi lama berlarik 3, setiap baris terdiri atas 8-7-6 suku kata. Baris pertama semuanya 8 suku kata, bari kedua 7 suku kata, dan baris ketiga 6 suku kata. Dulu orang Bugis berpuisi dengan gaya seperti menyanyi atau mengaji, jadi khusus puisi berlarik 3 ini bisa dilantunkan dengan 3 cara. Cara pertama seperti lagunya Ininnawa Sa'baraki, cara kedua dilantunkan seperti lagu Bulu Alauna Tempe, dan satu lagi saya tidak pernah menemukan lagu Bugis yang masih populer mirip dengan lantunan cara ini. Tapi tante saya selalu menyanyikannya yang jelas setiap kali menyanyikannya dimulai dengan kata "masa alla". Saya selalu senang mendengarkan lagu-lagu Bugis dulu, sangat puitis dan sarat akan nasehat yang baik. Tidak seperti lagu Bugis sekarang huh... lagu cinta melulu :D

2 komentar:

Creativity and Share with love...