Senin, 30 Maret 2015

Craft Tour : Ketinggalan Pesawat



Menunggu pesawat selanjuitnya sambil ngobrol dengan K
Seumur-umur saya tidak pernah menginginkan yang namanya mengalami peristiwa ketinggalan pesawat (memangnya ada yang mau?). Sialnya saya mengalaminya. Terlalu percaya diri tak akan terlambat karena rumahku sebenarnya tak jauh dari bandara. Saat akan di-booking-kan tiket saya meng-iyakan saat ditanya apakah saya bisa terbang jadwal pagi? Teramat pagi dan yes. Berbekal pengalaman naik pesawat yang baru beberapa kali, saya dengan santai saat bangun masih sempat masak lalu sarapan. Toh pesawatnya pasti ditunda, pikirku waktu itu. Apalagi maskapainya Lion hehehe… Sebab saya pernah harus menunggu nyaris empat jam karena cuaca yang katanya buruk menggunakan Lion. Jadwal di tiket pukul 5 pagi, saya berangkat dari rumah 4.30 wita. Karena sebenarnya jarak rumah dengan bandara hanya 15 menit. Pasti dapatlah meski pesawatnya tepat waktu tanpa penundaan. Ternyata hujan membuat beberapa titik macet padahal masih subuh, ukh!
Tiba di bandara saya langsung lemas saat mau check in dan katanya pesawatnya baru saja terbang. Apa yang harus saya lakukan? Dan saya baru sadar ini pengalaman pertamaku terbang seorang diri, tidak ada yang mengingatkan dan saya tidak peduli dengan peringatan di bagian bawah tiket bahwa “please arrive at the airport 90 minutes before flight bla bla bla…” Ya lagi-lagi menyalahkan pengalaman naik pesawat sebelumnya yang selalu ditunda dan menunggu. Lagipula kenapa pakai “important notes” segala sih? Kenapa bukan jadwal yang dicantumkan di tiketnya saja yang dimajukan 90 menit? Saya kan terpaku sama jadwal bagian atasnya. Ya ya ya… ini salah saya sendiri. Saya tidak bisa tenang sambil mengingat siapa temanku yang sudah bangun jam segitu dan kira-kira bisa meminjami saya uang membeli tiket baru? Dan terima kasih ada kak Nyomnyom yang berbaik hati mengangkat telepon serta mau ke atm pagi-pagi mengirimkan saya uang pembeli tiket baru. Fyuh.
Penerbangan selanjutnya pukul 10, berarti menunggu sekitar 3 jam lagi. Saya sebenarnya bisa membunuh waktu dengan membaca buku, mendengar musik, atau sekedar berkeliling di bandara Sultan Hasanuddin. Tapi saya memilih menghubungi Kurns, yang baru sampai rumah setelah mengantarku sebelumnya. Saya memintanya datang ke bandara lagi. Lumayanlah nobrol-ngobrol lama sebelum berpisah sebulan lamanya dengan pacar hehehe…
Hal yang membuat saya akhirnya cukup tenang karena jika mengobrol dengan Kurns pasti ada sesuatu yang baru yang ia ceritakan. Bukan bermaksud sombong atau apalah, tapi sungguh pacarku itu sangat rajin membaca, saya merasa sedang berpacaran dengan Google hehehe… apapun yang kutanyakan sedikit banyak pasti dia tahu, apalagi kalau soal sejarah dan musik? He is my favorite. Kurns bercerita, sejak ada pesawat terbang hingga kini hanya ada dua orang yang mampu mengembalikan pesawat setelah lepas landas. Mereka adalah Bill Gates dan seorang hacker bernama Kevin Mitnick (kalau tak salah). Kok bisa? Cari tahu sendiri lah yah hehehe… Saya takutnya kalau kepanjangan cerita kisah ini terlalu panjang. Oke? Atau hubungi saya secara langsung kalau benar-benar penasaran. ;)
Saya terbang dari Makassar ke Jakarta kurang lebih 2 jam setelah di Makassar pesawatnya ditunda 2 jam, see? Jadi jadwal pukul 10 ditunda sampai pkul 12. Tiba di Jakarta pukul 2 siang tapi di jam ku sudah pukul 3, saya lupa kalau sudah berbeda lokasi waktunya hihihi saya sempat panik takut kembali ketinggalan pesawat. Setelah semuanya beres dari pukul 4 agak lewat beberapa menit, saya tiba di Jambi nyaris pukul 6.
Jika diberi pilihan atau seandainya ini adalah perjalanan pribadi, saya sebenarnya ingin naik kapal laut saja. Saya tidak pernah merasa nyaman di atas pesawat sebab saya tidak tahan dingin dan duduk terlalu lama. Belum lagi telingaku tidak bisa bersahabat dengan pengaruh tekanan udara yang mengakibatkan dengungan yang sangat mengganggu, bahkan sakit. Mungkin agak seru jika mendapatkan teman duduk yang bisa diajak ngobrol. Tapi lebih sering saya dicueki saya ingin mulai berbasa-basi. 




Tiba di Jambi saya dijemput sama Bang Dul, Candra (teman nongkrong saat di Makassar yang besar di Jambi tapi sekarang kuliah di Jakarta)  dan pacarnya Shiela yang ampun gambar-gambarnya sangat keren.



1 komentar:

  1. Hihihi saya malah suka naik pesawat sendiri :p dasar sayanya yang individualis memang

    BalasHapus

Creativity and Share with love...