Sabtu, 31 Maret 2012

Craft Tour Story : Perjalanan Pulang ke Makassar jadi Aji Lambelu :p


Menunggu mobil datang...
 
Tanggal 24 Maret 2012. Sesuai kesepakatan, travel akan menjemput pagi-pagi. Setelah alarm hape kami membangunkan, kami bergantian berkemas sana sini. Sembari menunggu mobilnya datang, saya diantar kak Opan pergi mencari nasi kuning. Setelah sarapan, kami pun keluar lorong. Rokok Upi dan Nou sempat habis beberapa batang, barulah mobilnya datang. Dengan semangat kami pun pamitan, terima kasih kak Opan atas tumpangan tidurnya selama kami di Jogja.
Oya, selama perjalanan ini, kerja kami cuma numpang tidur sana-sini, hihihi. Beruntung punya teman, juga temannya teman yang selalu berbaik hari menerima kami dan berbaik hari membagi kasurnya untuk kami. Akhirnya kami selalu terpisah-pisah, kadang bertukar tempat. Apalagi saat di Bandung, rata-rata tempat kami menumpang nginap itu kamar kos, tiap kamar hanya bisa menampung dua orang. Bergilir-lah jadwal kami ke sana sini, tapi seru… Saya dan Wana malah pernah nginap semalam di kos kenalan kami yang baru ketemu kemarin malamnya, namanya Kepp, anak Makassar yang kuliah di Bandung. Saat tiba di kamarnya, saya baru heran sendiri kenapa bisa seberani itu numpang nginap di kosnya, hahaha. Tapi karena cukup ramai oleh teman-teman Kepp, dan kami yakin cowok-cowok ini baik, tidur kami lelap koq. Aman! Hehehe…
Selama perjalanan Jogja-Surabaya yang memakan waktu kurang lebih 8 jam, kami hanya tidur. Sesekali ngemil sih, tapi persediaan cemilan kami tak banyak. Perjalanan kurang seru karena kami kepanasan sepanjang  jalan. Tapi mau tak mau dinikmati saja, cukup lumayan kami bisa melewati banyak kabupaten yang selama ini namanya hanya terdengar lewat media. Melihat rumah-rumah, sawah-sawah, dan tentu saja rel kereta api. 
Mobil travel singgah di warung makan di daerah Malang kalau tak salah. Di warung makan, ada pertunjukan sepasang fans Koes Ploes. Suaranya keren sekali, bikin kami terkagum-kagum. Lagu-lagu yang dibawakan bergenre Indo-Rock, seperti lagu-lagu Panbers dan D’Loyd, jadi ingat sama mamaku yang dulu suka sekali lagu-lagu mereka.
Sampai di Surabaya, kami disambut dengan hujan deras, tapi tak lama. Kami harus menunggu beberapa jam di depan pelabuhan, lalu beberapa jam di ruang tunggu. Nou sudah bersumpah-sumpah tidak akan naik kapal lagi saking jengkelnya menunggu, hehehe. Bayangkan saja, di tiket kapal tertera keberangkatan pukul 8 malam, kami baru bisa naik ke kapalnya pukul 12 tengah malam. Tapi dari awal, saya sendiri sih santai saja, resiko pikirku.
Saat naik di kapal, berdesak-desakan dan harus berebutan tempat. Awalnya kami ke deck 3, sudah dapat tempat plus kasur, barang sudah dirapikan. Tiba-tiba ada rombongan mengaku-ngaku dia yang punya tempat, dibenarkan pula sama calo yang astagaaaaa suaranya keras minta ampun. Berkali-kali kami dapat kasus yang sama. Rebutan tempat pokoknya! Mesti beberapa kali ada pengumuman bahwa masih banyak tempat kosong, kami tetap tidak dapat. Setelah turun ke deck 2, banyak tempat kosong, tapi lagi-lagi calo selalu mendahului.  Jadi mau nangis kami, ini juga pengalaman pertama kami semua naik kapal ekonomi. Hahaha… Akhirnya, karena capek rebutan tempat, uang 20ribu pun melayang ke saku calo. Barulah tenang! 






Mestinya tidak perlu bayar sih, semua tempat gratis! Kami nya saja yang tidak sanggup adu suara dengan si calo, memilih mengalah saja. Seandainya tidak banyak barang bawaan sih, tidak dapat tempat tidur sekalipun saya mau saja.
Tips naik kapal ekonomi: Kalau jalan rombongan, mesti ada satu orang yang gesit mencari tempat dulu. Dan bertahanlah di tempat yang sudah ditemukan. Carilah awak kapal yang bisa membantu anda meyakinkan bahwa tempat itu tidak ada yang memiliki. Jadi saat calo datang, kita punya alasan kuat. Toh, tempat itu memang tidak diperjual belikan. (Jago ngomong saya… tapi tetap ditipu sama calo…hahaha… namanya juga pengalaman pertama!) 
Ada bioskop mini, bayar 10ribu rupiah :) 
 
Saya sih tidak kapok, prinsip saya “nikmati saja…”! Lain kali jika harus naik kapal ekonomi juga, ayukkk…
Ternyata kapalnya baru jalan sekitar pukul 5 subuh. Berarti kami sampai pukul 5 subuh esok harinya juga. Perjalanan Surabaya-Makassar butuh waktu 24 jam. Apa yang kami lakukan? Gantian tidur buat jaga barang-barang berharga, meskipun sesekali kami malah tidur bersamaan. Tiket ekonomi kan tidak punya sekat antar satu sama lain, jadi serasa dalam barak tentara. Tempat kami yang di tengah-tengah selalu jadi pusat perhatian, karena suara kami ribut dan selalu heboh. Apalagi Nou yang sesekali menjerit kalau ada kecoak, hahaha. Lalu kami juga selalu gantian naik ke deck 5-6 yang bersentuhan langsung dengan udara. Foto-foto bisa bikin bosan hilang, kami percaya itu!
Kami dapat jatah makan tiga kali, pagi, siang, sore. Makanannya itu-itu saja! Tapi lumayan enak bagi saya. Selalu ada penjual krupuk juga, jadi lumayanlah. Untung saat di Bandung saya dapat komik murah yang dibikin sama komikus favoritku, Yoko Shoji. Jadi, 24 jam itu tidak begitu terasa. Kami juga banyak bercerita dengan penumpang lain.
Kami bahkan bertemu teman di atas kapal, namanya Angel. Jadilah kami bercerita banyak, sambil mengejek sana sini tentang perjalanan di atas kapal. Angel sudah lebih dulu dari Jakarta naik kapal Lambelu, makanya dia lebih berpangalaman sedikit karatan. Hehehe…

 Vicky yang semangat sampai tengah malam merajut...
 
Oya, sepanjang kapal berjalan, saya juga merajut. Bahkan ada yang mendatangi tempat kami hanya untuk belajar merajut, namanya Vicky. Matanya berbinar-binar saat kuajari merajut, hihihi. Dia juga tujuan Makassar, dan berencana akan ikut kelas merajut nantinya. Lumayan cepat tanggap, beberapa menit saja, dia sudah mahir memainkan jarum circular ku. Hehehe, bandana yang ia buat, kami berikan buat Ela.
Ela adalah anak kelas tiga SD yang tidur di sampingku. Dia berangkat dari Surabaya menuju Sinjai, menemani Ayahnya mencari merica untuk dijual di kampungnya, Sidoarjo. Ela ini, kecil-kecil sudah jago bisnis loh! Dia jago menggambar, jadi di sekolahnya Ela selalu meng-copy gambarnya lalu dijual ke teman-temannya untuk diwarnai. Ela juga jago menjahit baju boneka barbie, sesekali juga dijual ke teman sekolahnya. 

“Untungnya buanyak loh mbak! Kadang Ela dapat tiga belas ribu sehari!” serunya dengan logat arek arek suroboyo yang kental.
Ela juga banyak mengajari saya bahasa Jawa. Kami bahkan masih sering sms-an sampai hari ini.
Kapal sandar tepat pukul 5 subuh di Makassar. Semangat sekali kami meninggalkan kapal, sambil mengucapkan selamat berpisah sama tetangga-tetangga kami, hehehe. Pas sudah sampai di pelabuhan, kami pun melaksanakan rencana yang jauh-jauh hari kami rancang, membuat video okkots ki puang yang pernah marak diputar melalui hape-hape dari youtube. Naik batu licim… ombat bagus, tidak mabut… 
Upi yang jadi ibu-ibunya, saya yang ambil gambar, Wana dan Nou yang lalu lalang di belakang solah penumpang. Hahaha…gilaaaaaa! Kami akan sangat merindukan Kapal Lambelu…
 Selamat Datang di Makassar :p

Pas keluar pelabuhan, eh… Kurns sudah datang menjemput, senangnya… :*

Terima kasih untuk semua teman-teman yang menyukseskan acara craft tour ini (hahhay…sok!)
Sheni, kamar Risma, Alda, Bembi, Moel, Tarlen, Mayang, Elin, Kutil, Ria, Shanti, Dhila, Laras, Tarna, Metal, Arie, Kepp, Dian, Choki, Hestiw… Bandung euy…
Sunsun, Opan, Ojan, kios Poyeng, Wawan, Bhoby, Aswin, Abib, Mitha, Martin… Jogja euy…
I love you all… See you soon…


2 komentar:

  1. semoga bisa ketemu lagi Ekbess...*pelukk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip mbak... tidak sabar kembali jalan-jalan ke Bandung lagi, atau mbak Shanti lah jalan-jalan ke Makassar yukk :) *big hug too...

      Hapus

Creativity and Share with love...